This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

18 February 2008

Pak Faif Memang Jeli ..

Sekedar sharing saat berburu bukunya Pak Faif kemaren sabtu.

Ceritanya kemaren sabtu saya mengantarkan anak saya, Bella, untuk belanja buku di Gramedia. Mumpung libur, pikir saya. Sekalian saya mau membeli buku perdananya mas Faif, "Rahasia Jadi Entrepreneur Muda".

Singkat cerita saya dan Bella sudah di Gramedia. Ternyata saat itu juga ada event bedah buku dari Kelik PelipurLara yang baru saja me-launching buku "Please Edan" (dibaca: Plesetan).

Setelah kebutuhan anak saya terpenuhi, giliran saya yang berburu. Setelah mengecek melalui komputer, buku Pak Faif ada di rak 2040. Bosan mondar-mandir nggak ketemu, akhirnya saya nanya ke petugas Gramedia. Dia nunjuk "di bagian tengah pak, dekat kasir". Lho, bagian tengah kan rak-nya Best Seller, pikir saya. Ya udah, saya datangi ke sana. Saya cari-cari masih juga nggak ketemu. Mana anak saya sudah protes lagi. Yang capek lah, haus lah.. hehe.. dasar, bapaknya memang egois ya..

Masih penasaran, saya nanya lagi ke petugas yg lain "pak, rak 2040 dimana ya pak?". Kali ini si petugas langsung mengantar saya ke rak yg dimaksud. Tapi heran, bukunya masih nggak ketemu. Setelah puas membongkar rak 2040, dan tetap belum ketemu, si petugas segera menghampiri komputer katalog dan melihat rak mana saja yang ditempati bukunya Pak Faif.

Tahu nggak yang saya pikirkan?
Bukunya pak Faif laris manis !! Bagaimana nggak, di katalog masih tercatat 16, tapi di rak Best Seller (2040) satupun nggak ketemu. Kalo dianggap belum di letakkan di rak 2040, rasanya kok nggak mungkin. Soalnya di komputer katalog jelas-jelas tertulis stok masih 16 di rak 2040.
Hebat banget pak Faif !!..

Ini masih belum seberapa.
Setelah saya dapat yang saya cari, akhirnya kami pulang dengan perasaan puas.
Sampai dirumah ada kejadian yang fenomenal lagi...

Ceritanya, sore hari, sekitar jam 3, pas saya sedang asyik membaca buku "Rahasia Jadi Entrepreneur Muda", istri saya meminta tolong saya untuk gantian menjaga si kecil, sementara dia makan siang. Beberapa menit saya tunggu-tunggu, kok istri saya nggak muncul-muncul juga. Heran juga, masak makan aja kok lama banget. Pas saya tengok keluar, hehehe... surprise nih..
Ternyata istri saya lagi asyik baca bukunya pak Faif !
Bayangkan, istri saya yang seumur-umur nggak peduli dengan masalah kewirausahaan (dia memang tipe pekerja murni), sedang asyik membolak-balik halaman tentang salon Mos5 nya bu Yulia.

Nggak cuman itu, bahkan istri saya berencana ingin berwirausaha juga, dan memintasaya untuk mencarikan bisnis apa yang cocok buat dia. Blaik ! gara-gara pak Faif nih, istri saya kena virus TDA..

Entah disengaja atau tidak, tapi penempatan profil bu Yulia di awal halaman sangat tepat. Para pekerja murni (yang saya yakin, sebagian besar adalah female), pasti akan tercuci mindsetnya soal ber wirausaha.

Mungkin akan jadi lain ceritanya, jika saya yang mengarang buku.
Sudah bisa dipastikan, saya akan menempatkan pak Roni di awal cerita, karena dari tangan beliau lah TDA lahir. Dan mungkin juga istri saya tidak akan seheboh sekarang....

Wah.. Pak Faif Bener-bener Jeli..
Salut saya pak...

Salam Fuuuuuntastic,
Dani

04 February 2008

Hati-hati dengan LOA

Melanjutkan cerita kemarin, sampai sekarang saya masih bingung, bagaimana bisa saya salah perhitungan? Padahal selalu saja ada cadangan dana di Inkjeto (nama toko tinta saya). Dan memang selalu saya sisihkan tiap bulan. Setelah saya cari-cari, akhirnya ketemu juga penyebabnya. Meski bukan pasti, tapi kemungkinan besar.

Ini semua berawal dari Tahun Baru 2008. Saya dapat PR dari Bu Dayu untuk membuat resolusi 2008. Saya memang sudah membuat Resolusi 2008, dan memang tidak banyak, hanya 1. "Menambah Kapasitas", itu dreams saya di tahun ini. Meski hanya 1, tapi bagi saya itu sudah mencakup semuanya.
Dan, semua akhirnya benar-benar terjadi !

Ya, saya menulis saya ingin menambah kapasitas apa saja, seperti menambah kapasitas iman, menambah kapasitas cartridge dan printer di Inkjeto, dan menambah kapasitas penjualan BelaCell. Tidak disangka ternyata salah satu poin tercapai lebih cepat, dan efeknya cukup fatal juga.

Saya memang menambah kapasitas toko untuk cartridge, tapi dengan meminimalkan saldo. Wah, jangan terulang lagi deh. Sperti kata iklan, "nggak, nggak mo mo lagi..".
Susahnya, sekarang salah satu rekanan di inkjeto ikut-ikutan menambah kapasitas cartridge. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dia menambah modalnya khusus untuk pembelian tersebut. Tidak hanya itu, dia juga mengajak saya untuk ikut menambah modal yang diinvestasikan di cartridge.

Saya memang tidak menyalahkan dia. Memang. beberapa hari yang lalu banyak customer yang menanyakan cartridge untuk printer mereka, dan kebetulan memang stok kami habis. Dari situ dia berusaha menambah kapasitas cartridge, dengan harapan calon-calon pembeli itu akan kembali lagi.

Bagi saya, hal semacam ini adalah suatu perhitungan yang sia-sia.
Uang sudah keluar, tapi belum ada kepastian transaksi, hanya menunggu dan berharap.
Prinsip "uang balik" tidak bisa berjalan lancar.

Tapi tidak perlu dijadikan masalah besar. Semua pasti ada positifnya.
Dan memang, semangat untuk berwirausaha tidak datang setiap saat. Kalau toh sekarang menerpa kami, kami sudah siap menyambutnya, meski arusnya kencang sekalipun.
Kami yakin ada kesejukan di dalamnya...
hehehe... sok puitis ya..

Selamat Berwirausaha & Tetap Semangat,
Dani

01 February 2008

Salah Perhitungan yang (Nyaris) Fatal

Kamis malam rekan saya sms. Dia bilang bahwa saldo akhir di toko kami (saya buka toko tinta patungan dengan teman) sampai hari ini 113 rb. Deg! Saya sangat kaget. Padahal saya belum mengalokasikan untuk pengeluaran rutin bulanan, seperti gaji karyawan, bayar listrik / telpon / air, dsb. Setelah saya telusuri kembali, ternyata modal saya habiskan untuk menambah kapasitas isi toko, seperti cartridge dsb.

Ceritanya, setelah setahun buka toko di garasi rumah, kami mencoba lokasi baru di sebuah kios di lingkungan kampus. Kami memilih bulan Januari 2008 sebagai awal yang tepat untuk pindah. Singkat cerita, toko sudah dibuka, transaksi pun berjalan seperti biasa. Mungkin karena terlalu semangat di lingkungan baru, saya menambah kapasitas isi toko untuk antisipasi permintaan-permintaan yang sering muncul dari para pelanggan tanpa memperhitungkan kondisi keuangan. Sementara teman-teman yang lain selama ini memang mempercayakan operasional toko kepada saya. Hanya saja karena kesibukan saya beberapa hari belakangan ini, jadi jarang mampir ke toko.

Wah, saya pikir saya harus gerak cepat. Akhirnya gaji karyawan saya ambilkan dari tabungan pribadi. Sementara bayar iuran yang lain, saya tunggu hingga batas jatuh tempo, dengan harapan ada pemasukan lagi yang bisa dipakai.

Sampai sekarang saya nggak habis pikir, kok bisa-bisanya hal kayak gitu terjadi. Padahal selama ini (setahun kemaren) saya termasuk cerewet soal uang. Selama ini memang saya selalu menyisihkan pengeluaran bulan depan di akhir bulan sebelumnya. Sesuai teori Robert Kiyosaki, kita harus fokus dan kontrol pada apa yang kita pegang, bukan yang di luar kontrol kita. Dan ini
yang selalu saya jalankan. Jadi di akhir bulan Januari, saya selalu menyisihkan untuk gaji karyawan bulan Pebruari dan iuran air / listrik / telpon bulan Pebruari. Dengan begini saya selalu bisa survive untuk 1 bulan kedepan (maklum, pemain baru). Saya juga melarang diri saya sendiri untuk mengeluarkan harapan (berharap bulan ini banyak pesanan, berharap banyak pembeli, dsb). Sekedar menghindari kesalahan perhitungan.

Tapi ya sudah lah. Ini pelajaran berharga.
Meskipun belum terlalu fatal, tapi efeknya jadi tidak baik.

Salam sukses,
Dani