This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

25 July 2008

Marketing Revolution ala Si Gagap

Pertama kali saya mendengar cerita ini dari kaset motivasi salah satu MLM besar di Indonesia (belakangan akhirnya saya tertarik juga untuk bergabung). Satu kenyataan yang saya pahami, kreatifitas tidak ada hubungannya sama sekali dengan keterbatasan seseorang. Bagaimanapun kondisi seseorang, selama masih mau berpikir dan bertindak, tujuan pasti tercapai, tidak peduli berapa lama perjalanan yang ditempuh. Saya ingat kata-kata pak Tung di kaset Financial Revolution "Tuhan mungkin menunda, tapi tidak menolak".

OK, selamat menikmati...

***********************
ada cerita, ada seorang bos di perusahaan buku ensiklopedi sedang menyiapkan rapat bulanan dengan staf-stafnya. Kemudian terdengar pintu di ketuk, dan masuklah seorang pemuda. "Ada perlu apa", tanya sang bos. "M..m..mau m..m..melamar p..p..p.. pekerjaan pak !", kata si pemuda. Sang Bos keheranan melihat si pemuda, kemudian bertanya,"Kamu mau kerja apa? Lah wong ngomong aja gagap gitu kok. Disini hanya mencari yang bisa ngomong, yang bisa jualan! Kamu tau, staf kita bisa menjual sebulan 10 ensiklopedi yang tebel itu aja udah bagus". "Ng.. ng.. nggak papa bos !.. ng.. ng.. nggak usah digaji bos. Kom..kom..komisi aja..". Sejenak sang bos berpikir, kemudian, "Oke, kamu saya terima. Tapi ingat, kamu nggak saya gaji. Kalo kamu bisa jualin 1 buku, baru saya kasih komisi. Gimana?". "O..o..ok..oke aja bos !.."

Singkat cerita, di akhir bulan, masing-masing staf marketing melaporkan hasil penjualan ensiklopedinya. Rata-rata mereka menjual 5-6 ensiklopedi perbulan. Hanya staf marketing yang terbaik saja yang bisa menjualkan hingga 10 ensiklopedi. Tiba giliran si gagap, sang bos bertanya,"Gagap, kamu bisa menjual berapa?". "Ti..ti..ti.. ". Belum selesai si gagap berbicara sang bos menyahut," tidak ada kan !?.. Ya saya sudah tau itu.. !"."Ti..tiga puluh bos !..." Lanjut si gagap. "Ha?? ti..ti..ti..tiga puluh ?.. "
Hehehe... rupanya gantian sang bos yang tergagap-gagap...

Anda tahu bagaimana sigagap menjual ensiklopedi tersebut?
Dia selalu menawarkan kepada siapa saja yang dia temui sambil berkata "Bos, a..a..a.. ada buku b..b..bagus bos !.. C..c..co..coba lihat.. "."Ka..ka..ka..kalo nggak percaya.., a...a...aku bacain.. ".

Hehehehe.... daripada nggak selesai-selesai dibacain sama si gagap, dibeli aja itu buku...

Dasar...

Isn't funtastic?

Salam,
Dani

17 July 2008

Belajar dari Istri Tercinta

Baru saja blogwalking ke blognya pak Roni, ada artikel yang cukup menarik, yang pas banget dengan yang akan saya tulis. Yakni masalah FOKUS.

Pak Roni menyarankan untuk fokus dan membela mati-matian pilihan kita. Tentu saja pilihan yang menghasilkan.

Saya jadi teringat istri.
Terus terang saya kaget melihat sepak terjangnya. Kalau boleh saya bilang, betul-betul GARIS LURUS.

Istri saya seorang psikolog, dan impiannya adalah menjadi psikolog terkenal. Bukan hanya terkenal, tapi juga mumpuni. Dari dream ini, ia kemudian fokus, dan sangat fokus. Semua yang dikerjakan membentuk pola garis lurus, yang jika digambarkan akan menuju satu titik akhir.

Mulai dari ambil S2, membuat biro konsultan psikologi, hingga mengirim artikel-artikel psikologi ke berbagai media massa. Dan tidak satupun tindakannya yang tidak mengarah kesana !

Hehe.. hebat juga.
Beda banget dengan saya, yang selalu mencari peluang baru tapi tidak pernah selesai.

Tapi itu dulu.
Sekarang, saya berusaha mengikuti petunjuk pak Tung di Financial Revolution-nya.
"Cari dulu PSI (Primary stream of Income), baru MSI (Multiple Stream of Income").
Lah saya? belum apa-apa udah MSI.. hehe.. malah bikin binun..

Nggak salah kan belajar dari istri tercinta?
Lah wong saya juga pernah belajar dari anak sulung saya pas dia usia 4 tahun.. hehehe ...

Aneh, ya?

Salam dahsyat,
Dani

09 July 2008

"Tendangan" dari blognya pak Roni

Wah, udah lama nggak blogwalking ke blognya pak Roni, ternyata banyak sekali kejutan-kejutan.

Seperti artikel dibawah ini, saya cuplik dari blognya Pak Roni. Saya suka sekali membacanya, bahkan berulang-ulang. Nendang banget...
Salah satu korban "tendangan"nya adalah saya sendiri... hehehe...

Saya sering sekali "Think big", bahkan melampaui batas menurut ukuran orang-orang dengan kondisi seperti saya. Tapi memang seperti itulah yang diajarkan pak Tung, karena think big maupun think small, sama-sama keluar energi.

Tinggal satu yang belum, dan justru yang terpenting, yakni ACTION.

Kalau sudah ditendang seperti ini masih belum juga action? Cape' deh...

<><><><><><><><><><><><><>

Think Big and Kick Ass

Think big.

Think big.


Think big.


Demikianlah mantra yang diserukan oleh Donald Trump sebagai kunci sukses memenangkan tahun 2008 sebagaimana saya tulis pada awal tahun di blog ini.

Think big.

Ya saya tahu. Tahun ini kita disuruh untuk think big.

Then what?

Kick your big fat ass! Take action! Jangan duduk aja. Hajar!


Nah, itu baru kena.


Think big and kick ass.


Lantas, bagaimana contoh prakteknya?


Saya baru menemukan kisah menarik mengenai "think big and kick ass" dari Bill Zanker, seorang promotor seminar dan workshop pembelajaran bernama Learning Annex.


Bill Zanker sangat berterima kasih kepada Donald Trump. Karena, berawal dari provokasi Trump-lah perusahaannya naik level secara dramatis dalam setahun. Perusahaannya tumbuh dari penjualan US $ 5,5 juta pertahun menjadi $ 110 juta.


Di tahun 2004, ia memberanikan diri "menawar" Donald Trump sebagai salah satu pembicara di seminarnya.


Berulang kali menghubungi sekretaris Trump, dan selalu ditolak mentah-mentah untuk berbicara dengan pengusaha real estate terkaya di jagat ini.


Akhirnya ia mengubah cara pendekatannya.


Trump sangat suka dengan uang. Ia akan "straight to the point" saja menawarkan sejumlah uang kepada sekretarisnya.


"Saya menawarkan $ 10.000 untuk Mr. Trump agar mau berbicara satu jam di seminar saya", ungkap Zanker kepada Norma, sang sekretaris. Uang sejumlah itu adalah besar Zanker.


"Cuma segitu? Saya rasa tidak menarik", tukas Norma.


Zanker tidak menyerah.


"Bagaimana kalau $ 25.000?", pintanya.


"Tidak, tetap tidak menarik", jawab Norma.


"Oke, saya akan menawarkan Mr. Trump $ 50.000", tawar Zanker lagi.


Tetap ditolak.


Zanker tertegun. Ia menyadari bahwa penawarannya itu adalah penawaran yang "aman" menurut kemampuannya.


Seminggu kemudian ia menelpon lagi dengan keberanian dan risiko yang lebih besar.


"Saya menawarkan jumlah terbesar yang pernah saya tawarkan kepada seorang pembicara, $ 100.000".


Tapi Norma bergeming dan tanpa ragu menjawab, "Tidak. Donald Trump tetap tidak mau".


Bill Zanker terduduk lemas. Apakah saya harus mengurungkan niat untuk mengajak Donald Trump", batinnya.


Ia teringat pelajaran yang diberikan oleh Anthony Robbins kepadanya, "Bila anda ingin berhasil secara besar, anda harus mendorong diri anda melampaui batas kemampuan anda. Anda harus memompa diri dan membawa diri anda ke dalam mental hiper".


Ia memutuskan untuk berpikir besar (think big) dan bertindak besar. Donald Trump adalah orang yang besar.


Ia harus menaikkan level bila ingin berdiri selevel dengan Donald Trump.


Dengan menghela nafasdalam ia kuatkan mental diri. Ia menelpon Norma kembali dan menawarkan $ 1 juta untuk berbicara satu jam di Learning Annex.


Padahal, saat itu pendapatan perusahaan baru $ 5,5 juta. Jumlah peserta seminarnya selama ini tidak pernah lebih dari 700 orang.


Dalam waktu kurang dari satu jam, Donald Trump menelpon balik. Ia menerima penawaran itu. Jantung Zanker berdegup kencang.


Namun, Trump mengajukan syarat yang hampir tidak mungkin dipenuhi. "Saya ingin yang hadir tidak kurang dari 10.000 orang".


Zanker tidak pernah membayangkan bisa mengadirkan orang sebanyak itu.


Tapi tetap dijawabnya dengan gagah berani, "Oke, saya akan datangkan 10.000 orang".


Dengan segenap daya upaya, ternyata yang hadir mencapai 31.000 orang. Itulah awal dari Learning Annex Wealth Expo.


Kisah Bill Zanker ini membuktikan bahwa dengan berpikir besar, hal-hal besar pun akan menghampiri kita.

Perusahaannya tumbuh 400% dalam setahun sejak berkenalan dengan Trump.


Semoga bermanfaat.


Salam FUUUNtastic!
Wassalam,


Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA