This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

04 March 2008

Sudahkan Anda Ber DOA hari ini ? (Maaf, bukan LOA lho.. Tapi DOA)

Hari ini (29 Peb) saya mendapat pencerahan.
Selepas Jumatan, sebagai kebiasaan di pabrik tempat saya bekerja, selalu diadakan dialog antara pak Ustad dengan makmum sholat Jumat. Ada sebuah jawaban yang cukup menghentakkan saya saat salah seorang bertanya kepada pak Ustad.

Beliau berkata singkat, "Jangan remehkan kekuatan DOA".

Kemudian beliau bercerita, ada seorang nenek berusia 78 tahun datang kepada beliau.
Nenek itu ingin sekali bisa membaca AlQuran, namun sampai umur 78 tahun tsb si nenek masih belum bisa. Nenek tsb menganggap bahwa AlQuran sama dengan bahasa Arab yang lain, yang
merupakan bahasa yang sulit. Pak Ustad bertanya, "DOA apa yang nenek baca untuk tujuan nenek?". Si Nenek terdiam, dia baru sadar, bahwa ternyata dia tidak pernah berdoa untuk diberi kemudahan dalam mempelajari AlQuran. Dia hanya mengandalkan kemampuan pribadinya.

Oleh Pak Ustad, si nenek diajari berdoa,"Ya Allah, berilah aku kemudahan dalam menghafal AlQuran, Berilah aku pembimbing yang ahli dan rendah hati, Semoga dalam 1 tahun ini aku sudah bisa membaca AlQuran. Amin". Hasilnya?

Genap 10 bulan sejak si nenek bertemu dengan pak Ustad, dia sudah bisa menghafal AlQuran dengan baik.

Ada cerita lain lagi.
Saat Pak Ustad mudik, beliau harus naik ojek dari Langitan ke kampung orang tuanya. Selama di jalan, si tukang ojek mengeluh, soal BBM naik lah, soal biaya sekolah anak, soal biaya dapur, dsb. Ujung-ujungnya dia menyalahkan pemerintahan SBY-JK.

Kemudian pak Ustad bertanya,"Gimana kalo bapak berdoa, agar kelak anak bapak yang menjadi presiden?". Jawab tukang Ojek,"Ya nggak mungkin lah pak.."."Kalo jadi menteri?". Jawaban masih sama. Bahkan sampai menjadi camat pun, jawabannya tetap sama.

Kemudian pak Ustad melanjutkan, " Atau mungkin jadi ulama?". Kembali si tukang ojek pesimis,"Lah wong nggak ada turunan ulama pak.."."Kalo gitu berdoa menjadi pengusaha yang sukses dan makmur".Tapi, jawaban yang keluar dari tukang ojek pun tetap sama.
Akhirnya pak Ustad nggak tahan juga,"Jadi, selama ini, Bapak tidak tahu anak bapak ingin seperti apa? Lalu, bapak mengojek peras keringat banting tulang siang malam, untuk apa pak? ". Si tukang ojek terdiam. lamaa banget. "Iya ya pak, saya kok bodoh amat ya. Jadi selama ini saya kerja cari uang untuk apa ya?"

Dari cerita ini, saya seperti disetrum.
Selama ini, saya belum pernah sedikitpun mendoakan anak saya akan jadi seperti apa kelak, target apa yang akan dicapai, apa yang diinginkan istri saya.saya hanya berdoa semoga menjadi orang sukses. Doa saya tidak pernah kongkrit, tidak jelas.

Kenapa kalo LOA saya selalu jelas, tapi kalo DOA tidak pernah jelas ?
(Padahal cuman beda L dan D). Aneh juga...

Orang-orang takut berdoa setinggi mungkin, karena mereka merasa itu sudah diluar kemampuan mereka. Sekali lagi, jangan meremehkan kekuatan DOA. Karena DOA langsung berhubungan dengan Pemilik-Nya.

Semoga Bermanfaat.

Salam Sukses,
Dani