This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

29 December 2008

Akhir Untuk Awal Baru

Sengaja memilih judul ini, karena saya mengalami dua kejadian yang meski konteksnya berbeda, namun tersirat sama.

Pertama, jelas sekali. Saat saya menulis ini, tahun 2009 tinggal 2 hari lagi. Banyak sekali action plan yang sudah saya susun di awal-awal tahun menjadi berantakan, dan mayoritas penyebabnya karena saya kurang fokus dan komitmen dengan lan yang saya hadapi. Ternyata terlalu banyak mengambil peluang juga tidak selamanya menguntungkan.

Kalo saya jabarkan, ternyata peluang-peluang yang sebetulnya gurih tersebut, menjadi sia-sia.

1. Di awal tahun, saya pindah lokasi toko, yang semula di garasi salah seorang mitra, ke sebuah ruko/kios yang cukup besar dengan sistem sewa. Tetapi ternyata inilah awal kehancuran toko kami..

2. Sebagai distributor pulsa, saya mencoba melebarkan sayap. Hasilnya? saya memiliki cukup banyak agen. Tetapi karena kurang termaintain dengan baik, selain juga karena faktor eksternal (dari provider pulsa itu sendiri), satu persatu agen saya rontok. Akhirnya tinggal 1 agen yang masih bertahan.

3. Sama halnya dengan distributor Revell. Setelah saya mencoba mengembangkan jaringan, hasilnya cukup memuaskan. Namun di akhir justru memprihatinkan. Dan lagi-lagi karena kurangnya fokus dan komitmen.

4. Saya mencoba berinvestasi di dunia maya. Memang tidak terlalu besar, namun prosesnya tidak seindah yang dibayangkan. Aneh memang. Bagaimana tidak, saya sudah banyak pengalaman di bidang investasi dunia maya, ternyata masih kebobolan juga..

Kedua, seperti yang sudah saya ceritakan diatas, toko kami satu-satunya (kiostinta-refill dan service printer) akhirnya tutup. Beban operasional yang cukup tinggi membuat kami harus rela melepas peluang ini. Sebenarnya kami beroperasi bukan tanpa perhitungan, tetapi banyak faktor eksternal yang terlibat (seperti krisis global dsb). Namun faktor internal juga berperan besar. salah satunya adalah motivasi dan kepercayaan. Singkatnya, dua hal ini harus sinkron antara owner dan pegawai. Tanpa itu, mustahil sebuah bisnis bisa jalan (lihat saja hasil akhir dari toko kami).

Yah, semua sudah berakhir.
Namun saya yakin, ini pasti untuk awal yang baru. Karena Tuhan hanya menciptakan 2 hal yang saling bersinergi di dunia ini.

"Ada atas, ada bawah. setelah turun, pasti naik. Setelah berakhir, pasti untuk awal yang baru"...

Tetap Semangat !

06 November 2008

Membangun Semangat Berbagi

Berangkat dari ide sederhana untuk berbagi, mulai sekarang saya akan mengupload berbagai macam koleksi ebook yang saya miliki, agar bisa di download siapa saja, GRATIS alias tidak perlu bayar.

Saat ini memang belum begitu banyak ebook yang berhasil saya himpun, tapi saya usahakan seminggu sekali akan saya tambah dengan 1 ebook.

Dengan cara ini saya dapat memelihara ebook-ebook yang saya miliki sampai kapanpun. Selain mudah, juga tidak akan tercecer.

Dan yang pasti, bisa bermanfaat bagi siapa saja.
(thanx to 4shared..)

Linknya ada di banner di bagian bawah blog ini.
(atau silakan klik link ini)

Salam fuuntastic,
dani

24 October 2008

Kumpulan ebook (gratis!) trik berbisnis online

Seperti biasa, sebelum bekerja selalu saya sempatkan untuk blog walking. Banyak juga postingan-postingan yang masih belum sempat saya baca. Selain itu, saya juga menemukan beberapa situs (yang bagi saya) baru yamg cukup bermanfaat. Salah satunya http://cafeblogger.web.id/.

Selain ada materi untuk membuat blog yang canggih, juga ada ulasan-ulasan dan trik-trik untuk memperoleh penghasilan secara online. salah satu artikel favorit saya, apalagi kalau bukan bagi-bagi e-book bisnis... hehehe... dasar pelit..


Di situs ini banyak sekali ebook gratis yang bisa di download, khususnya panduan-panduan dalam memperoleh penghasilan online. Cocok banget buat saya.

Terus terang belakangan ini saya bingung. Saya memiliki akses internet full di kantor, tapi manfaatnya belum maksimal. Begitu kerjaan sudah rampung, langsung deh ngebut di dunia maya..

Bagi yang ingin download, silakan kunjungi situsnya di http://cafeblogger.web.id/ atau ke linknya langsung di http://buku.4shared.com.

Ok, selamat mendulang dollar.. !

Salam,
Dani

07 October 2008

Tips Membeli Properti dengan Mem-BODOL Bank

Terlepas dari pro-kontra hutang, ada sedikit tips dalam membeli properti tanpa banyak mengeluarkan biaya.
Semoga bermanfaat.

Blog buat Istriku


Akhirnya, hutang saya kepada istri lunas. Meski masih sederhana, tapi suatu saat kelak saya yakin akan menjadi salah satu rujukan bagi para bloggermania... (LOA mode : ON).

Yup, sudah beberapa minggu ini istri saya ingin sekali memiliki blog. Keinginan istri saya untuk menulis memang cukup tinggi. Bahkan beberapa tulisannya pun sudah dimuat di surat kabar dan majalah. Dan temanya pun hanya satu, yakni yang berkaitan dengan bidang yang digelutinya, PSIKOLOGI.

Hehehe... hebat kan istri saya..
Pola sudah dibuat, sasaran sudah ditetapkan dan jalan sudah dibuat.
Tinggal FOKUS, ACTION dan KOMITMEN.

Saya jadi ketinggalan jauh..
Terlalu banyak peluang yang ingin direalisasi menjadi salah satu penyebabnya.

Ini lah akibatnya kalau menjadi murid beberapa mentor bisnis. Pak Tung dan Pak Purdie tidak pernah menyarankan ATAU, harus pilih DAN.

Jangan bisnis ATAU properti, tetapi bisnis DAN properti.
Dan ini yang sedang saya jalani sekarang.

Kan bisa saling membackup... hehehe...

Salam ACTION,
Dani

26 September 2008

Selamat Idul Fitri 1429 H

Meski masih beberapa hari lagi, saya dan keluarga mengucapkan :

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1429 H

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN


Bagi yang mau mudik, berhati-hati lah di jalan.
Anda tidak akan menduga seberapa banyak orang-orang yang menanti anda.

Jangan lupa, selalu cari peluang dimanapun anda berada.
Setiap pintu pasti ada barokah yang bisa bermanfaat kelak.


Salam,
Dani & Keluarga

25 September 2008

Seperti kata pak Adzan Wahyu "FOKUSLAH PADA DEMAND.."

Setelah istirahat beberapa minggu akibat kecelakaan tempo hari, sekarang waktunya kembali ke laptop... hehehe...

Baru saja blogwalking ke blognya pak Adzan, sang milyarder muda TDA, dapat pencerahan yang sangat inspiring banget. Hal yang - mestinya - sederhana, tapi selalu saja saya lewatkan.

Buat pak Adzan Wahyu, makasih banget pencerahannya. Ilmu yang seperti ini yang pantas untuk "dicuri".. hehehe...
Tapi tetap saya cantumkan sumbernya kok.

Selamat belajar..
***************************************************

Fokuslah pada Demand (bukan pada Produksi, apalagi keuangan)

sumber : blognya pak Adzan Wahyu

suatu siang ada sahabat datang ke rumah

mr.X : Zan, istri gw udah siap nih buka resto bakmi
saya : Oh bagus, emang ada permintaan?
mr.X : Ga sih, cuma dia diajarin sama koki terkenal, bahan baku murah dsb...

ditempat lain, dengan tokoh yang berbeda
si Y : Eh gw kenal sama produsen jilbab yang itu lho.. mau jualan jilbab juga ah
saya : Emang ada permintaan jilbab?
si Y : Ya ga ada sih..

Coba perhatikan,
dua orang diatas hanya memperhatikan aspek produksi dari perusahaan (kesediaan suplier dan bahan baku). Padahal prinsip entrepreneur adalah "to sell". kata "to sell" ini memerlukan obyek tentunya, yaitu buyer or customer. Subyek nya pun diri kita sendiri sebagai pedagang. Sama sekali ga perlu peran Suplier disini. Betul ga?

Kalau kata Pak Fauzi, sama dengan konsep dagang di negeri china.
Satu cerita lagi dari temen saya yang lain, sebut saja Z

mr.Z : gw mau bikin sabun sejenis sunlight
saya : wah bagus donk. ada permintaan? (pertanyaan standar saya hehehe)
mr.Z : ya pasti ada lah. Pengguna sunlight itu misalkan 10 juta orang, masa ya susah saya mau ambil 10% nya (baca : 1juta orang). Harga kita lebih murah loh
saya : ya susahlah.. (tentu saja diucapkan dalam hati ahhaha)

Kenapa dibilang berdagang di negeri china, karena ada pepatah "masa iya dari 1 milyar penduduk china 1%-nya ga menggunakan sabun produksi saya"

Lagi-lagi aspek produksi!
Kenapa sih ga mulai bisnis dari yang jelas2 sudah ada permintaan!!

Nah ini contoh yang lebih mentingin aspek keuangan
mr.A : Gw punya duit 1 M diabisin buat apa ya
saya : terserah
mr.A : gw beli indomaret sama shop and drive deh
saya : pertimbangannya? emang suka bisnis retail sama bengkel?
mr.A : ngga juga sih. cuma mau invest aja


Bandingkan dengan yang ini.. rasakan bedanya
mr.B : gw mau produksi bioethanol ah..
saya : loh kenapa?
mr.B : abis udah ada buyer yang mau, tinggal kontrak maka beres
Udah pasti untung kan?

atau yang satu ini
Mrs.C : Mas, karyawan mas kan ada 30 orang, saya yang bikin catering nya deh. Dijamin lebih murah, sehat, enak. Saya belum punya usaha apa2 nih mas.
saya : Ya, kenapa enggak
Udah pasti untung kan?

ditambahin deh
Mr.D : Mas, kan warnet ada belasan, ditambah ada ISP sama konsultan, gimana klo yang suplay komputer dan hardware saya aja. Saya jamin lebih murah, servis dan purna jual lebih memuaskan
saya : ya kenapa ngga
Udah pasti untung kan?

Gimana, ada perbedaan kan?
Yang fokus sama produksi sepertinya lebih gambling dan berisiko. Model seperti inilah yang sering dianut oleh teman2 kita. Dan salah satu penyebab terbesar kegagalan berbisnis.

Sementara 3 ilustrasi terakhir adalah orang2 yang fokus sama demand, baru setelah itu mikirin produksi dan lain2. Orang2 seperti inilah yang memastikan kemenangan sebelum bertarung.

Itulah mengapa Bob Sadino pada awalnya door to door jualan telur ayam. Karena saat itu (selain kurang modal tentunya), permintaan yang ada hanyalah yang dari rumah ke rumah. Jadi ga perlu kan bermodal ribuan peti telur. Orang permintaannya baru tetangga sekitar. Jadi utilitas modal tinggi, penggunaaan modal menjadi efisien, perputaran uang pun cepat. Yang begini ini nih!

Itulah mengapa Adzan (gaya dikit ah) berani bisnis ISP internet provider. Dulu kita berani bisnis ISP karena kita sudah ada "modal" 10 warnet lebih plus warnet-warnet rekanan yang siap berlangganan dengan kita. Dan saat itu kita sedang mengarahkan rudal-rudal marketing kita ke corporate.

Semoga tulisan ini menjawab pertanyaan2 seperti
"Mau bisnis apa ya.."
"Mulai darimana ya.."
"Gak punya modal nih.."

Atau menjawab pertanyaan2 seperti
"Kok bisnis si A bisa ancur ya, padahal kan dia dekat dengan suplier nya blablabla..."

Karena informasi tentang permintaan itu yang "mahal"
kalo kita udah tau info tentang kebutuhan suatu produk barang/jasa,
dengan mudah kita mencari calon suplier2 kita. Bisnis kita pun sudah hampir bisa dipastikan untung.

Nah nanti kalo permintaan sudah menjadi banyak, pasti urusan produksi dan keuangan bisa menyesuaikan dengan sendirinya. Produksi bisa di outsource, keuangan bisa ke bank. wong ada permintaan ya ga

Beda klo dari awal kita mentingin produksi. Permintaan belum tentu ada. Akhirnya gulung tikar deh karena produk kita ga ada yang beli. Sementara overhead tinggi

Sekali lagi mohon dicatat
(sebenernya ini pesen buat diri sendiri yang juga sering kegelincir disini)
Jangan silau dengan aspek Produksi!
Tapi pastikan Permintaan!

Smoga bisa mengubah mindset kita, bahwa bisnis itu gak perlu modal uang besar. Karena diri kita sendiri lah modal terbesar. Perbanyak silaturahmi, jaga amanah.

Smoga berguna

Cobaan Terbesar Sepanjang Hidup

Sejak awal bulan ini, banyak sekali kejadian-kejadian yang tak terduga yang saya alami.
Mulai dari asam urat mertua kambuh, istri saya kolesterolnya melonjak, kedua anak saya sakit batuk pilek, dan terakhir saya didagnosa terkena batu ginjal.

Yah, mungkin ini semua cobaan dari Yang DiAtas..

Terakhir, 10 September lalu, saya mengalami kecelakan yang cukup parah. Jari manis tangan kiri putus satu ruas ! Rasanya sakit sekali..

Saat dibawa ke RSD Ungaran, dokter sudah pesimis untuk menyambungkan kembali, karena 99% jaringannya sudah dianggap mati. Beruntung setelah dirujuk ke RS Telogorejo Semarang, dokter bedahnya sudah menyatakan masih bisa disambung dan masih bisa hidup. Alhamdulillah sekarang sudah diatas 60% kesembuhannya.

Semoga keluarga besar saya selalu dalam lindungan-Nya.
Saya yakin hanya Allah yang Maha Tahu dan Maha Kasih.
Amiin..

Insya Allah dalam waktu dekat saya sekeluarga akan mengevaluasi kembali sodaqoh dan zakat yang sudah saya keluarkan. Karena saya yakin, Allah pasti akan mengambil harta seseorang yang bukan haknya dengan cara yang tak diduga-duga. Dan kejadian-kejadian tempo hari bukan tidak mungkin sebagai peringatan dari Allah SWT atas harta-harta yang kami miliki.

Ini adalah pelajaran paling penting dan paling mahal sepanjang hidup saya.
Semoga kami selalu dilimpahi kesabaran. Amiin..

Dani

21 August 2008

Pak Tung Memang Dahsyat !!

Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis ini, tapi selalu batal. Dan selalu masalah klasik, tidak ada waktu. Saya jadi ingat nasehat bapak saya. Beliau mengajarkan 2 hal sederhana agar setiap rencana bisa terlaksana, "sempatkan waktu, dan kerjakan".
Dan tiba-tiba, saya jadi punya banyak waktu... hehehe...

Sampai hari ini saya masih merasa memperoleh energi yang baru dan fresh, setelah hampir seharian (14/08/08) mengikuti seminarnya Pak Tung. Banyak sekali AHA yang yang saya temui. Tidak hanya ilmu marketing, tapi juga ilmu untuk re-charging energi positif. Dan, seperti istilah pak Roni, isinya daging semua.

Acara diawali dengan membangkitkan semangat belajar, dimana semua peserta diminta berdiri dan meneriakkan salam dahsyat.

Disela-sela sesi, kadang kita diminta untuk menirukan apa yang pak Tung lakukan, baik ucapan maupun gerakan. Dan terbukti, sampai sekarang saya masih ingat sebagian besar yang diajarkan pak Tung. Rupanya ini adalah ilmu belajar, atau cara kita untuk mempelajari segala sesuatu.

Satu hal yang saya salut, ilmu yang ditularkan tidak semuanya tercantum di buku MR. Jadi saya tidak merasa rugi sedikitpun, karena memperoleh 2 ilmu yang berlainan dari 1 sumber. Mungkin ini yang disebut street smart, ilmu marketing yang diperoleh dari berbagai macam proses yang dijalani.

Sayang, saya tidak bisa mengikuti hingga sesi akhir. Saya sudah ada janji dengan istri tercinta. Dan menepati janji juga termasuk ilmu marketing-nya pak Tung ("under promise over delivery").

Dan sejak hari ini juga, saya mulai mempraktekkan ilmu MR yang saya peroleh. Saya merasa lain, it's very exciting, you know that?

Salam Dahsyat !!

Dani

Kaos Gratis dari YOGYES

Baru saja berkunjung ke blognya pak Isnaini, ada info menarik dari YOGYES. Yogyes mau bagi-bagi hadiah T-shirt keren (dan GRATIS!). Caranya mudah, cukup pasang widget Yogyes di blog / web masing-masing. Kemudian Yogyes akan melakukan undian bagi semua peserta, dan pemenang berhak memperoleh kaos Yogyes.

Mau tahu kerennya kaos Yogyes?
check this out.. (untuk detilnya silakan klik disini)







Ada 2 macam ukuran widget :

1. small widget (180 x 240)
Kaos YogYES: Cinderamata + Cerita dari Yogyakarta

2. Wide Widget (300 x 250)
Kaos YogYES: Cinderamata + Cerita dari Yogyakarta

Bagi yang masih bingung memasang widget di blog, bisa mengunjungi link ini.

Catatan, Pengundian ini akan dilakukan setiap minggu mulai Oktober 2008 sampai Januari 2009.

Tambahan informasi, ternyata banyak sekali widget menarik di web nya Yogyes. Ada peta Jogja, ada kurs mata uang, ada flight schedule dari / ke Jogja. Sangat membantu bagi yang ingin berkunjung ke Jogjakarta.

very nice, right?

salam,
Dani

25 July 2008

Marketing Revolution ala Si Gagap

Pertama kali saya mendengar cerita ini dari kaset motivasi salah satu MLM besar di Indonesia (belakangan akhirnya saya tertarik juga untuk bergabung). Satu kenyataan yang saya pahami, kreatifitas tidak ada hubungannya sama sekali dengan keterbatasan seseorang. Bagaimanapun kondisi seseorang, selama masih mau berpikir dan bertindak, tujuan pasti tercapai, tidak peduli berapa lama perjalanan yang ditempuh. Saya ingat kata-kata pak Tung di kaset Financial Revolution "Tuhan mungkin menunda, tapi tidak menolak".

OK, selamat menikmati...

***********************
ada cerita, ada seorang bos di perusahaan buku ensiklopedi sedang menyiapkan rapat bulanan dengan staf-stafnya. Kemudian terdengar pintu di ketuk, dan masuklah seorang pemuda. "Ada perlu apa", tanya sang bos. "M..m..mau m..m..melamar p..p..p.. pekerjaan pak !", kata si pemuda. Sang Bos keheranan melihat si pemuda, kemudian bertanya,"Kamu mau kerja apa? Lah wong ngomong aja gagap gitu kok. Disini hanya mencari yang bisa ngomong, yang bisa jualan! Kamu tau, staf kita bisa menjual sebulan 10 ensiklopedi yang tebel itu aja udah bagus". "Ng.. ng.. nggak papa bos !.. ng.. ng.. nggak usah digaji bos. Kom..kom..komisi aja..". Sejenak sang bos berpikir, kemudian, "Oke, kamu saya terima. Tapi ingat, kamu nggak saya gaji. Kalo kamu bisa jualin 1 buku, baru saya kasih komisi. Gimana?". "O..o..ok..oke aja bos !.."

Singkat cerita, di akhir bulan, masing-masing staf marketing melaporkan hasil penjualan ensiklopedinya. Rata-rata mereka menjual 5-6 ensiklopedi perbulan. Hanya staf marketing yang terbaik saja yang bisa menjualkan hingga 10 ensiklopedi. Tiba giliran si gagap, sang bos bertanya,"Gagap, kamu bisa menjual berapa?". "Ti..ti..ti.. ". Belum selesai si gagap berbicara sang bos menyahut," tidak ada kan !?.. Ya saya sudah tau itu.. !"."Ti..tiga puluh bos !..." Lanjut si gagap. "Ha?? ti..ti..ti..tiga puluh ?.. "
Hehehe... rupanya gantian sang bos yang tergagap-gagap...

Anda tahu bagaimana sigagap menjual ensiklopedi tersebut?
Dia selalu menawarkan kepada siapa saja yang dia temui sambil berkata "Bos, a..a..a.. ada buku b..b..bagus bos !.. C..c..co..coba lihat.. "."Ka..ka..ka..kalo nggak percaya.., a...a...aku bacain.. ".

Hehehehe.... daripada nggak selesai-selesai dibacain sama si gagap, dibeli aja itu buku...

Dasar...

Isn't funtastic?

Salam,
Dani

17 July 2008

Belajar dari Istri Tercinta

Baru saja blogwalking ke blognya pak Roni, ada artikel yang cukup menarik, yang pas banget dengan yang akan saya tulis. Yakni masalah FOKUS.

Pak Roni menyarankan untuk fokus dan membela mati-matian pilihan kita. Tentu saja pilihan yang menghasilkan.

Saya jadi teringat istri.
Terus terang saya kaget melihat sepak terjangnya. Kalau boleh saya bilang, betul-betul GARIS LURUS.

Istri saya seorang psikolog, dan impiannya adalah menjadi psikolog terkenal. Bukan hanya terkenal, tapi juga mumpuni. Dari dream ini, ia kemudian fokus, dan sangat fokus. Semua yang dikerjakan membentuk pola garis lurus, yang jika digambarkan akan menuju satu titik akhir.

Mulai dari ambil S2, membuat biro konsultan psikologi, hingga mengirim artikel-artikel psikologi ke berbagai media massa. Dan tidak satupun tindakannya yang tidak mengarah kesana !

Hehe.. hebat juga.
Beda banget dengan saya, yang selalu mencari peluang baru tapi tidak pernah selesai.

Tapi itu dulu.
Sekarang, saya berusaha mengikuti petunjuk pak Tung di Financial Revolution-nya.
"Cari dulu PSI (Primary stream of Income), baru MSI (Multiple Stream of Income").
Lah saya? belum apa-apa udah MSI.. hehe.. malah bikin binun..

Nggak salah kan belajar dari istri tercinta?
Lah wong saya juga pernah belajar dari anak sulung saya pas dia usia 4 tahun.. hehehe ...

Aneh, ya?

Salam dahsyat,
Dani

09 July 2008

"Tendangan" dari blognya pak Roni

Wah, udah lama nggak blogwalking ke blognya pak Roni, ternyata banyak sekali kejutan-kejutan.

Seperti artikel dibawah ini, saya cuplik dari blognya Pak Roni. Saya suka sekali membacanya, bahkan berulang-ulang. Nendang banget...
Salah satu korban "tendangan"nya adalah saya sendiri... hehehe...

Saya sering sekali "Think big", bahkan melampaui batas menurut ukuran orang-orang dengan kondisi seperti saya. Tapi memang seperti itulah yang diajarkan pak Tung, karena think big maupun think small, sama-sama keluar energi.

Tinggal satu yang belum, dan justru yang terpenting, yakni ACTION.

Kalau sudah ditendang seperti ini masih belum juga action? Cape' deh...

<><><><><><><><><><><><><>

Think Big and Kick Ass

Think big.

Think big.


Think big.


Demikianlah mantra yang diserukan oleh Donald Trump sebagai kunci sukses memenangkan tahun 2008 sebagaimana saya tulis pada awal tahun di blog ini.

Think big.

Ya saya tahu. Tahun ini kita disuruh untuk think big.

Then what?

Kick your big fat ass! Take action! Jangan duduk aja. Hajar!


Nah, itu baru kena.


Think big and kick ass.


Lantas, bagaimana contoh prakteknya?


Saya baru menemukan kisah menarik mengenai "think big and kick ass" dari Bill Zanker, seorang promotor seminar dan workshop pembelajaran bernama Learning Annex.


Bill Zanker sangat berterima kasih kepada Donald Trump. Karena, berawal dari provokasi Trump-lah perusahaannya naik level secara dramatis dalam setahun. Perusahaannya tumbuh dari penjualan US $ 5,5 juta pertahun menjadi $ 110 juta.


Di tahun 2004, ia memberanikan diri "menawar" Donald Trump sebagai salah satu pembicara di seminarnya.


Berulang kali menghubungi sekretaris Trump, dan selalu ditolak mentah-mentah untuk berbicara dengan pengusaha real estate terkaya di jagat ini.


Akhirnya ia mengubah cara pendekatannya.


Trump sangat suka dengan uang. Ia akan "straight to the point" saja menawarkan sejumlah uang kepada sekretarisnya.


"Saya menawarkan $ 10.000 untuk Mr. Trump agar mau berbicara satu jam di seminar saya", ungkap Zanker kepada Norma, sang sekretaris. Uang sejumlah itu adalah besar Zanker.


"Cuma segitu? Saya rasa tidak menarik", tukas Norma.


Zanker tidak menyerah.


"Bagaimana kalau $ 25.000?", pintanya.


"Tidak, tetap tidak menarik", jawab Norma.


"Oke, saya akan menawarkan Mr. Trump $ 50.000", tawar Zanker lagi.


Tetap ditolak.


Zanker tertegun. Ia menyadari bahwa penawarannya itu adalah penawaran yang "aman" menurut kemampuannya.


Seminggu kemudian ia menelpon lagi dengan keberanian dan risiko yang lebih besar.


"Saya menawarkan jumlah terbesar yang pernah saya tawarkan kepada seorang pembicara, $ 100.000".


Tapi Norma bergeming dan tanpa ragu menjawab, "Tidak. Donald Trump tetap tidak mau".


Bill Zanker terduduk lemas. Apakah saya harus mengurungkan niat untuk mengajak Donald Trump", batinnya.


Ia teringat pelajaran yang diberikan oleh Anthony Robbins kepadanya, "Bila anda ingin berhasil secara besar, anda harus mendorong diri anda melampaui batas kemampuan anda. Anda harus memompa diri dan membawa diri anda ke dalam mental hiper".


Ia memutuskan untuk berpikir besar (think big) dan bertindak besar. Donald Trump adalah orang yang besar.


Ia harus menaikkan level bila ingin berdiri selevel dengan Donald Trump.


Dengan menghela nafasdalam ia kuatkan mental diri. Ia menelpon Norma kembali dan menawarkan $ 1 juta untuk berbicara satu jam di Learning Annex.


Padahal, saat itu pendapatan perusahaan baru $ 5,5 juta. Jumlah peserta seminarnya selama ini tidak pernah lebih dari 700 orang.


Dalam waktu kurang dari satu jam, Donald Trump menelpon balik. Ia menerima penawaran itu. Jantung Zanker berdegup kencang.


Namun, Trump mengajukan syarat yang hampir tidak mungkin dipenuhi. "Saya ingin yang hadir tidak kurang dari 10.000 orang".


Zanker tidak pernah membayangkan bisa mengadirkan orang sebanyak itu.


Tapi tetap dijawabnya dengan gagah berani, "Oke, saya akan datangkan 10.000 orang".


Dengan segenap daya upaya, ternyata yang hadir mencapai 31.000 orang. Itulah awal dari Learning Annex Wealth Expo.


Kisah Bill Zanker ini membuktikan bahwa dengan berpikir besar, hal-hal besar pun akan menghampiri kita.

Perusahaannya tumbuh 400% dalam setahun sejak berkenalan dengan Trump.


Semoga bermanfaat.


Salam FUUUNtastic!
Wassalam,


Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA

10 May 2008

Jangan Membatasi Gambar


Sekali lagi pencerahan yang saya peroleh setelah mengikuti sholat Jumat kemaren, 9 Mei.

Pak ustad yang satu ini, yang memang selalu saya tunggu ceramahnya, memang istimewa.
Beliau tidak saja mengajarkan menuju akherat, tetapi juga menguatkan dunia untuk menggapai akherat.

Seperti kotbah hari Jumat kemarin, beliau menyarankan umat Islam untuk membuat "gambar", apa saja. Buatlah gambar dengan detil, dan tanamkan dalam hati. Memang, akhir-akhir ini banyak sekali orang-orang yang memiliki berbagai macam cita-citadan keinginan, tetapi tidak pernah sampai ke dalam hati. Hanya sebatas angan-angan saja. Itu karena mereka tidak pernah membuat gambarnya dengan detil.

Kadang saya suka sebel kalo ada orang bilang, "seperti air mengalir". Padahal, bagi saya, konsep air mengalir betul-betul berbeda dengan yang selama ini dipahami oleh kebanyakan orang (Saya jadi ingin bercerita mengenai air yang mengalir.. Kapan-kapan deh).

Contohnya saya sendiri. Saya ingin sekali menjadi pengusaha, atau menjadi orang kaya secara materiil. Tapi saya tidak pernah menggambarkan jadi pengusaha apa, atau kaya karena apa. Apalagi sampai dimasukkan di dalam hati.
Tapi itu dulu lho ...
Sekarang saya sudah mulai belajar menggambar, dan belajar membuat detail.

Kembali ke cerita awal.
Setelah selesai Jumatan, seperti biasa kami (takmir masjid)dan pak Ustad berbincang-bincang masalah di sekitar kita. Pas ada kesempatan, saya bertanya kepada pak Ustad mengenai cara agar kita tetap komitmen dengan gambar tersebut. Berdasarkan pengalaman beliau, yang paling tepat adalah kita harus memiliki pembimbing / mentor. Dengan adanya pembimbing, selain kita memeperoleh jalan kemudahan, kita juga selalu diawasi dan "dijewer" jika tidak komitmen. Yup, Saya sangat setuju dengan cara ini. Dengan begini akan akan selalu terpacu untuk menyelesaikan gambar yang sudah kita buat.

Saya juga menanyakan mengenai batasan dalam membuat gambar. Saya sebagai manusia dihadapkan pada kemampuan terbatas untuk merealisasi gambar tersebut. Jawaban pak ustad justru membuat saya kaget.

"Kenapa kita mesti membuat pagar dari kemampuan manusia? Kemampuan Allah lah batasan gambar tersebut. Kenapa, karena kita bisa menjalankan gambar tersebut atas bantuan Allah. Kemampuan Allah lah yang bisa membuat seseorang sukses. Sekarang, apa atau siapa yang bisa membatasi kemampuan Allah?"..

Wah.. wah.. Ya jelas tidak ada.. nonsense kalo ada..
Sekali lagi saya setuju. Sangat setuju.....
Yang jelas, tetap harus sesuai fitrah kita sebagai mahluk Allah.

Isn't it interesting?

Salam Sukses,
Dani

29 April 2008

Sisi lain Entrepreneurship

Tulisan ini saya copy paste dari blognya pak Nano.
Terus terang saya suka dengan differensiasi nya mengenai entrepreneurship.
Banyak sekali pembelajaran di balik gegap gempitanya ke-entrepreneur-an.

Selamat membaca...

======o0o=========

MITOS Tentang ENTREPRENEUR Lainnya...

Dear All,

Semakin maraknya semangat entrepreneurship di negeri ini, sungguh sangat membanggakan. Berbagai macam seminar dan workshop mengenai cara-cara memulai dan mengembangkan suatu usaha sudah begitu banyak diselenggarakan. Animo masyarakat untuk mengikuti seminar dan workshop entrepreneurship, patut diacungi dua jempol tangan, sungguh menggembirakan.

Sebagai seorang entrepreneur, saya juga sering terlibat di seminar maupun workshop tentang entrepreneurship, yang saya selenggarakan sendiri, maupun yang diselenggarakan oleh institusi lain, baik institusi bisnis maupun lembaga pendidikan. Sungguh sangat menyenangkan, saya bisa ikut memberikan motivasi, wawasan dan kiat-kiat memulai sebuah bisnis mandiri.

Dalam berbagai seminar dan workshop, yang saya terlibat di dalamnya, ada satu hal menjadi perhatian saya tentang dunia entrepreneurship ini. Sebagian peserta selalu memberikan asumsi bahwa seorang entrepreneur itu adalah seorang yang mudah mencari uang dan kekayaan lainnya. Entrepreneur merupakan sosok manusia yang bisa bebas menggunakan waktunya, tanpa khawatir kehabisan uangnya. Enak ya jadi seorang entrepreneur, begitu kata mereka.

Asumsi mereka sesungguhnya benar adanya, memang enak menjadi entrepreneur. Akan tetapi, dalam pembicaraan selanjutnya timbul kesan pada diri mereka, yang menganggap bahwa seorang entrepreneur bisa dengan mudah begitu saja memperoleh kesuksesan dalam bisnisnya. Entrepreneur bisa melajukan bisnisnya secara lancar tanpa hambatan berarti. Singkatnya, menjadi seorang entrepreneur bisa saja secara INSTAN...langsung sukses! Dan, dengan cepat bisa meraih milyaran rupiah. Begitu kesan yang mereka sampaikan ke saya.

Saya mencoba memaklumi mereka tentang kesan entrepreneur instan ini, dengan menanyakan penyebab bisa memunculkan kesan instan tersebut. Mereka memberikan jawaban beragam berkaitan dengan proses instan seorang entrepreneur ini.

Sebagian dari mereka menerangkan pernah hadir di seminar dan ada testimonial atau kesaksian seorang entrepreneur muda, yang mengatakan bahwa dia memulai bisnisnya tanpa modal uang sama sekali, alias modal dengkul, dan bisnisnya jalan lancar sangat menguntungkan menghasilkan uang. Ada juga kesaksian tentang mengawali bisnisnya dengan cara membeli property seperti Ruko, Rukan atau Rumah bahkan Apartemen, juga tanpa modal uang sama sekali, bahkan dia malah dapat uang, nggak keluar uang tapi malah dapat uang. Bahkan kesaksian tentang sukses bisnis property ini sudah semakin bombastis belakangan ini.

Saya katakan kepada peserta seminar dan workshop entrepreneurship, memang mungkin saja benar kesaksian tersebut. Tetapi, saya ingatkan bahwa kesaksian tersebut saya yakin tidaklah mengungkap hal sebenarnya...di dalam prosesnya. Selalu ada yang ditutupi oleh para pemberi testimonial sukses tersebut. Mereka cenderung memberikan testimonial yang tidak sebenarnya, yang bukan kondisi proses sesungguhnya. Mereka lebih memberikan kesaksian hasil akhir saja. Para pemberi testimonial sukses ini ingin dilihat sebagai orang yang benar-benar sukses tanpa modal uang, supaya memberikan kesan WAH HEBAT... kepada peserta seminar atau workshop.

Tentu saja para peserta seminar atau workshop entrepreneurship, akan takjub dengan berbagai testimonial sukses itu, karena peserta jelas tidak tahu hal sebenarnya, bukan? Dan saya juga sangat menyayangkan, para pembicara atau trainer tentang entrepreneurship, yang memberikan contoh testimonial sukses secara TIDAK LENGKAP. Bagi saya, testimonial sukses yang dikisahkan secara tidak lengkap seperti itu, saya sebut sebagai TESTIMONIAL PALSU.

TESTIMONIAL PALSU semacam itu sangat bisa menyesatkan pikiran para calon entrepreneur, bahkan bisa membuat calon entrepreneur menjadi gampang stress. Bagaimana tidak? Testimonial palsu dari para entrepreneur pemula, yang mengatakan bahwa dia bisa tanpa modal uang sama sekali bisa berbisnis dengan hasil selalu menguntungkan, akan sangat menyesatkan calon entrepreneur, karena alasan berbisnis awal tanpa modal uang dan bisa sukses ini tidak pernah diceritakan secara lengkap.

Latar belakang si entrepreneur pemula tanpa modal uang inipun seringkali ditutupinya. Lebih sering dikatakan dia hanya berasal dari keluarga miskin-papa. Tidak pernah dikisahkan secara lengkap, bagaimana kok dia sampai dipercaya orang lain sehingga orang lain tersebut menyerahkan modal uangnya kepada dia. Siapa dibalik itu yang mendukungnya agar orang lain juga percaya kepadanya...juga tidak pernah disebutkan, mengingat dia kan barusan jadi entrepreneur...belum punya 'track record' positif dalam dunia bisnis.

TESTIMONIAL PALSU lainnya adalah tentang bisnis property seorang entrepreneur pemula, yang tanpa modal uang sama sekali, tetapi dia malah dapat uang dari hasil membeli property tanpa uang itu. Kisah ini sering ditampilkan dalam berbagai versi dengan beragam orangnya.

Intinya adalah, si entrepreneur pemula ini, yang bahkan namanya saja tidak pernah dikenal oleh dunia perbankan, begitu mudahnya memperoleh kredit dari Bank, untuk membayar property yang dibelinya, dan dia membayar angsurannya dari hasil pemasukan property nya tersebut. Jadi dia tidak pernah keluar uang sepeserpun untuk membayar angsurannya di Bank.

Inipun tidak pernah dikisahkan secara lengkap, siapa saja yang terlibat dalam proses pembelian property sampai cairnya kredit Bank; mengingat si entrepreneur pemula belum pernah dikenal namanya di dunia perbankan, yang tentu saja tidak mungkin Bank begitu saja mempercayai dia dengan mengucurkan kredit uang. Juga tidak pernah disinggung proses 'appraisal' property nya. Pokoknya hanya dikisahkan, jika mereka mengikuti cara-caranya, maka akan menuai sukses juga...dan banyak orang akhirnya menjadi kecewa!

Hal-hal semacam itulah yang sangat saya sayangkan. Memang boleh saja bermaksud untuk memotivasi semangat kewirausahaan para peserta seminar atau workshop. Tetapi jika mereka selalu memberikan testimonial palsu seperti tersebut tadi, akan sangat menyesatkan pikiran dan kejiwaan orang lain, yang belum paham betul, apa dan bagaimana sebenarnya dunia entrepreneurship itu.

Menjadi entrepreneur tanpa perlu menjalani proses belajar secara berkesinambungan, alias bisa secara instan bisa langsung sukses besar...itu adalah MITOS yang harus diwaspadai. Karena untuk menjadi seorang entrepreneur sejati itu diperlukan suatu proses yang berlandaskan kecakapan, ketrampilan, ilmu pengetahuan, latihan, disamping juga keberanian...secara berkesinambungan.

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano
http://wuryanano.wordpress.com/

05 April 2008

Subhanallah, Allah menjawab Doa Saya.. !

Melanjutkan cerita saya kemaren.
Baru saja saya curhat mengenai "kenegatifan" saya, Allah memberi petunjuk dari pintu yang tidak saya duga-duga.

Kemarin Jumat, 4 April, setelah menulis masalah dan harapan saya, saya tinggal untuk mengikuti pelatihan merchandising di kantor. Pas jam 11.30, kami break sebentar untuk mengikuti sholat Jumat.

Seperti biasa, setiap kali Jumatan, kantusk hebat selalu melanda... hehehe. Malah kadang saya sampai tertidur. Kali inipun terjadi lagi. Pas di tengah-tengah khotbah saya terbangun. Tahu tidak apa yang pertama kali ditangkap telinga saya saat terbangun?
Sang Khotib menasehatkan tentang hati !

Ya, Sang Khotib menunjukkan ciri-ciri hati yang negatif, hati yang positif, dan kiat-kiat untuk selalu menjaga hati. Wah, terus terang saya menyesal, kenapa saya ketiduran tadi. Tapi Allah memang Maha Besar. Di sisa khotbah itupun saya masih bisa mendengarkan nasehat-nasehat yang dianjurkan.

Intinya, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang negatif, bahkan berpikirpun jangan. Karena hanya dengan memikirkannya sudah merupakan undangan bagi aura negatif untuk masuk. Selalu berpikir dan bertindak positif. Kemudian terakhir, kita jaga hati kita.

Caranya pun hanya 3. Ya cukup 3 saja :
- Selalu berdzikir kepada Allah
- Sering-seringlah membaca Al-Quran (Bahkan menurut pak ustad, membaca Al Quran 50 ayat saja sehari semalam, akan menyelamatkan hati kita).
- Berkumpullah dengan majlis2 dan pengajian2.

Yakinlah, keseriusan hati dalam berdoa akan dijawab Allah dari pintu yang tidak akan pernah kita duga.

Salam hangat,
Dani

04 April 2008

Ada apa dengan saya?


Baru sempat posting.
Mungkin lebih tepat curhat.

Belakangan ini saya mengalami degradasi mental. Bagaimana tidak, sudah beberapa minggu ini saya tidak pernah berpikiran positif. Apa-apa selalu saya tanggapi negatif, berburuk sangka, yah.. pokoknya hal-hal lain yang sangat mengganggu aliran energi positif.

Saya tidak tahu penyebabnya. Dan sepertinya memang saya tidak ingin mencari tahu.
Hehehe... daripada sibuk mencari penyebabnya, mending sibuk mencari solusinya..
Sama-sama keluar energi ini.

Sesuai ilmu fisika, negatif jika bertemu dengan positif akan berubah jadi netral. Ya udah, sekarang diperbanyak aja aliran energi positif yang masuk, biar netral.

Mari kita sibuk memasukkan energi positif...

Salam fuuuuuntastic,
Dani

04 March 2008

Sudahkan Anda Ber DOA hari ini ? (Maaf, bukan LOA lho.. Tapi DOA)

Hari ini (29 Peb) saya mendapat pencerahan.
Selepas Jumatan, sebagai kebiasaan di pabrik tempat saya bekerja, selalu diadakan dialog antara pak Ustad dengan makmum sholat Jumat. Ada sebuah jawaban yang cukup menghentakkan saya saat salah seorang bertanya kepada pak Ustad.

Beliau berkata singkat, "Jangan remehkan kekuatan DOA".

Kemudian beliau bercerita, ada seorang nenek berusia 78 tahun datang kepada beliau.
Nenek itu ingin sekali bisa membaca AlQuran, namun sampai umur 78 tahun tsb si nenek masih belum bisa. Nenek tsb menganggap bahwa AlQuran sama dengan bahasa Arab yang lain, yang
merupakan bahasa yang sulit. Pak Ustad bertanya, "DOA apa yang nenek baca untuk tujuan nenek?". Si Nenek terdiam, dia baru sadar, bahwa ternyata dia tidak pernah berdoa untuk diberi kemudahan dalam mempelajari AlQuran. Dia hanya mengandalkan kemampuan pribadinya.

Oleh Pak Ustad, si nenek diajari berdoa,"Ya Allah, berilah aku kemudahan dalam menghafal AlQuran, Berilah aku pembimbing yang ahli dan rendah hati, Semoga dalam 1 tahun ini aku sudah bisa membaca AlQuran. Amin". Hasilnya?

Genap 10 bulan sejak si nenek bertemu dengan pak Ustad, dia sudah bisa menghafal AlQuran dengan baik.

Ada cerita lain lagi.
Saat Pak Ustad mudik, beliau harus naik ojek dari Langitan ke kampung orang tuanya. Selama di jalan, si tukang ojek mengeluh, soal BBM naik lah, soal biaya sekolah anak, soal biaya dapur, dsb. Ujung-ujungnya dia menyalahkan pemerintahan SBY-JK.

Kemudian pak Ustad bertanya,"Gimana kalo bapak berdoa, agar kelak anak bapak yang menjadi presiden?". Jawab tukang Ojek,"Ya nggak mungkin lah pak.."."Kalo jadi menteri?". Jawaban masih sama. Bahkan sampai menjadi camat pun, jawabannya tetap sama.

Kemudian pak Ustad melanjutkan, " Atau mungkin jadi ulama?". Kembali si tukang ojek pesimis,"Lah wong nggak ada turunan ulama pak.."."Kalo gitu berdoa menjadi pengusaha yang sukses dan makmur".Tapi, jawaban yang keluar dari tukang ojek pun tetap sama.
Akhirnya pak Ustad nggak tahan juga,"Jadi, selama ini, Bapak tidak tahu anak bapak ingin seperti apa? Lalu, bapak mengojek peras keringat banting tulang siang malam, untuk apa pak? ". Si tukang ojek terdiam. lamaa banget. "Iya ya pak, saya kok bodoh amat ya. Jadi selama ini saya kerja cari uang untuk apa ya?"

Dari cerita ini, saya seperti disetrum.
Selama ini, saya belum pernah sedikitpun mendoakan anak saya akan jadi seperti apa kelak, target apa yang akan dicapai, apa yang diinginkan istri saya.saya hanya berdoa semoga menjadi orang sukses. Doa saya tidak pernah kongkrit, tidak jelas.

Kenapa kalo LOA saya selalu jelas, tapi kalo DOA tidak pernah jelas ?
(Padahal cuman beda L dan D). Aneh juga...

Orang-orang takut berdoa setinggi mungkin, karena mereka merasa itu sudah diluar kemampuan mereka. Sekali lagi, jangan meremehkan kekuatan DOA. Karena DOA langsung berhubungan dengan Pemilik-Nya.

Semoga Bermanfaat.

Salam Sukses,
Dani

18 February 2008

Pak Faif Memang Jeli ..

Sekedar sharing saat berburu bukunya Pak Faif kemaren sabtu.

Ceritanya kemaren sabtu saya mengantarkan anak saya, Bella, untuk belanja buku di Gramedia. Mumpung libur, pikir saya. Sekalian saya mau membeli buku perdananya mas Faif, "Rahasia Jadi Entrepreneur Muda".

Singkat cerita saya dan Bella sudah di Gramedia. Ternyata saat itu juga ada event bedah buku dari Kelik PelipurLara yang baru saja me-launching buku "Please Edan" (dibaca: Plesetan).

Setelah kebutuhan anak saya terpenuhi, giliran saya yang berburu. Setelah mengecek melalui komputer, buku Pak Faif ada di rak 2040. Bosan mondar-mandir nggak ketemu, akhirnya saya nanya ke petugas Gramedia. Dia nunjuk "di bagian tengah pak, dekat kasir". Lho, bagian tengah kan rak-nya Best Seller, pikir saya. Ya udah, saya datangi ke sana. Saya cari-cari masih juga nggak ketemu. Mana anak saya sudah protes lagi. Yang capek lah, haus lah.. hehe.. dasar, bapaknya memang egois ya..

Masih penasaran, saya nanya lagi ke petugas yg lain "pak, rak 2040 dimana ya pak?". Kali ini si petugas langsung mengantar saya ke rak yg dimaksud. Tapi heran, bukunya masih nggak ketemu. Setelah puas membongkar rak 2040, dan tetap belum ketemu, si petugas segera menghampiri komputer katalog dan melihat rak mana saja yang ditempati bukunya Pak Faif.

Tahu nggak yang saya pikirkan?
Bukunya pak Faif laris manis !! Bagaimana nggak, di katalog masih tercatat 16, tapi di rak Best Seller (2040) satupun nggak ketemu. Kalo dianggap belum di letakkan di rak 2040, rasanya kok nggak mungkin. Soalnya di komputer katalog jelas-jelas tertulis stok masih 16 di rak 2040.
Hebat banget pak Faif !!..

Ini masih belum seberapa.
Setelah saya dapat yang saya cari, akhirnya kami pulang dengan perasaan puas.
Sampai dirumah ada kejadian yang fenomenal lagi...

Ceritanya, sore hari, sekitar jam 3, pas saya sedang asyik membaca buku "Rahasia Jadi Entrepreneur Muda", istri saya meminta tolong saya untuk gantian menjaga si kecil, sementara dia makan siang. Beberapa menit saya tunggu-tunggu, kok istri saya nggak muncul-muncul juga. Heran juga, masak makan aja kok lama banget. Pas saya tengok keluar, hehehe... surprise nih..
Ternyata istri saya lagi asyik baca bukunya pak Faif !
Bayangkan, istri saya yang seumur-umur nggak peduli dengan masalah kewirausahaan (dia memang tipe pekerja murni), sedang asyik membolak-balik halaman tentang salon Mos5 nya bu Yulia.

Nggak cuman itu, bahkan istri saya berencana ingin berwirausaha juga, dan memintasaya untuk mencarikan bisnis apa yang cocok buat dia. Blaik ! gara-gara pak Faif nih, istri saya kena virus TDA..

Entah disengaja atau tidak, tapi penempatan profil bu Yulia di awal halaman sangat tepat. Para pekerja murni (yang saya yakin, sebagian besar adalah female), pasti akan tercuci mindsetnya soal ber wirausaha.

Mungkin akan jadi lain ceritanya, jika saya yang mengarang buku.
Sudah bisa dipastikan, saya akan menempatkan pak Roni di awal cerita, karena dari tangan beliau lah TDA lahir. Dan mungkin juga istri saya tidak akan seheboh sekarang....

Wah.. Pak Faif Bener-bener Jeli..
Salut saya pak...

Salam Fuuuuuntastic,
Dani

04 February 2008

Hati-hati dengan LOA

Melanjutkan cerita kemarin, sampai sekarang saya masih bingung, bagaimana bisa saya salah perhitungan? Padahal selalu saja ada cadangan dana di Inkjeto (nama toko tinta saya). Dan memang selalu saya sisihkan tiap bulan. Setelah saya cari-cari, akhirnya ketemu juga penyebabnya. Meski bukan pasti, tapi kemungkinan besar.

Ini semua berawal dari Tahun Baru 2008. Saya dapat PR dari Bu Dayu untuk membuat resolusi 2008. Saya memang sudah membuat Resolusi 2008, dan memang tidak banyak, hanya 1. "Menambah Kapasitas", itu dreams saya di tahun ini. Meski hanya 1, tapi bagi saya itu sudah mencakup semuanya.
Dan, semua akhirnya benar-benar terjadi !

Ya, saya menulis saya ingin menambah kapasitas apa saja, seperti menambah kapasitas iman, menambah kapasitas cartridge dan printer di Inkjeto, dan menambah kapasitas penjualan BelaCell. Tidak disangka ternyata salah satu poin tercapai lebih cepat, dan efeknya cukup fatal juga.

Saya memang menambah kapasitas toko untuk cartridge, tapi dengan meminimalkan saldo. Wah, jangan terulang lagi deh. Sperti kata iklan, "nggak, nggak mo mo lagi..".
Susahnya, sekarang salah satu rekanan di inkjeto ikut-ikutan menambah kapasitas cartridge. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dia menambah modalnya khusus untuk pembelian tersebut. Tidak hanya itu, dia juga mengajak saya untuk ikut menambah modal yang diinvestasikan di cartridge.

Saya memang tidak menyalahkan dia. Memang. beberapa hari yang lalu banyak customer yang menanyakan cartridge untuk printer mereka, dan kebetulan memang stok kami habis. Dari situ dia berusaha menambah kapasitas cartridge, dengan harapan calon-calon pembeli itu akan kembali lagi.

Bagi saya, hal semacam ini adalah suatu perhitungan yang sia-sia.
Uang sudah keluar, tapi belum ada kepastian transaksi, hanya menunggu dan berharap.
Prinsip "uang balik" tidak bisa berjalan lancar.

Tapi tidak perlu dijadikan masalah besar. Semua pasti ada positifnya.
Dan memang, semangat untuk berwirausaha tidak datang setiap saat. Kalau toh sekarang menerpa kami, kami sudah siap menyambutnya, meski arusnya kencang sekalipun.
Kami yakin ada kesejukan di dalamnya...
hehehe... sok puitis ya..

Selamat Berwirausaha & Tetap Semangat,
Dani

01 February 2008

Salah Perhitungan yang (Nyaris) Fatal

Kamis malam rekan saya sms. Dia bilang bahwa saldo akhir di toko kami (saya buka toko tinta patungan dengan teman) sampai hari ini 113 rb. Deg! Saya sangat kaget. Padahal saya belum mengalokasikan untuk pengeluaran rutin bulanan, seperti gaji karyawan, bayar listrik / telpon / air, dsb. Setelah saya telusuri kembali, ternyata modal saya habiskan untuk menambah kapasitas isi toko, seperti cartridge dsb.

Ceritanya, setelah setahun buka toko di garasi rumah, kami mencoba lokasi baru di sebuah kios di lingkungan kampus. Kami memilih bulan Januari 2008 sebagai awal yang tepat untuk pindah. Singkat cerita, toko sudah dibuka, transaksi pun berjalan seperti biasa. Mungkin karena terlalu semangat di lingkungan baru, saya menambah kapasitas isi toko untuk antisipasi permintaan-permintaan yang sering muncul dari para pelanggan tanpa memperhitungkan kondisi keuangan. Sementara teman-teman yang lain selama ini memang mempercayakan operasional toko kepada saya. Hanya saja karena kesibukan saya beberapa hari belakangan ini, jadi jarang mampir ke toko.

Wah, saya pikir saya harus gerak cepat. Akhirnya gaji karyawan saya ambilkan dari tabungan pribadi. Sementara bayar iuran yang lain, saya tunggu hingga batas jatuh tempo, dengan harapan ada pemasukan lagi yang bisa dipakai.

Sampai sekarang saya nggak habis pikir, kok bisa-bisanya hal kayak gitu terjadi. Padahal selama ini (setahun kemaren) saya termasuk cerewet soal uang. Selama ini memang saya selalu menyisihkan pengeluaran bulan depan di akhir bulan sebelumnya. Sesuai teori Robert Kiyosaki, kita harus fokus dan kontrol pada apa yang kita pegang, bukan yang di luar kontrol kita. Dan ini
yang selalu saya jalankan. Jadi di akhir bulan Januari, saya selalu menyisihkan untuk gaji karyawan bulan Pebruari dan iuran air / listrik / telpon bulan Pebruari. Dengan begini saya selalu bisa survive untuk 1 bulan kedepan (maklum, pemain baru). Saya juga melarang diri saya sendiri untuk mengeluarkan harapan (berharap bulan ini banyak pesanan, berharap banyak pembeli, dsb). Sekedar menghindari kesalahan perhitungan.

Tapi ya sudah lah. Ini pelajaran berharga.
Meskipun belum terlalu fatal, tapi efeknya jadi tidak baik.

Salam sukses,
Dani

31 January 2008

Satu Lagi Wisudawati TDA

Hari ini, rekan kerja wanita di Bali mengirimkan email "Hari ini hari terakhir aku masuk kerja. Ini emailku yang lain ..bla..bla.. dst". Dia pamit dengan alasan klasik, menjadi ibu rumah tangga. tapi saya yakin bukan itu.

Justru kesibukan di balik "rumah tangga"nya lah yang saya yakin mengharuskan dia resign lebih awal. Pada saat masih bekerja, dia sudah memiliki beberapa usaha bersama-sama dengan suaminya. Selain memiliki sebuah toko, sang suami juga memiliki usaha sendiri di bidang IT. Sementara dia sendiri memiliki toko online yang menjual pernak-pernik Bali khusus export (dia juga meng klaim websitenya tidak akan bisa dibuka pake IP lokal.. Hehe.., Nggak berlaku dong, buat saya..).

Pernah dia mengeluh sulit sekali membagi waktu antara kerja dan bisnis. Padahal dia sudah menambah asisten untuk membantu toko online nya. Terakhir saya dengar asistennya sudah menjadi 4 orang.

Nampaknya sekarang dia sudah menemukan jawabannya.
Hehe.. salut deh. Butuh keberanian untuk memulai dunia baru.

Sebentar lagi saya pasti nyusul.
(Jadi ikut-ikutan panas neeh.. )

Tetap Semangat,
Dani

Fenomena 21 Tahun

Kabut.
Ya, Kabut. Hari Rabu pagi, seperti biasa setelah sholat subuh, saya buka pintu-pintu pagar. Suasana pagi yang tenang dan sejuk seperti ini selalu yang saya cari. Karena dari sini selalu muncul ide-ide yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Tapi Rabu kemaren terasa lain. Saya tertegun melihat pemandangan di sekitar perumahan saya. Samar-samar tampak kabut memenuhi sekeliling perumahan. Ini Aneh. Kenapa, karena Semarang merupakan kota pantai, dan seumur-umur saya belum pernah menemukan munculnya kabut di kota Semarang, apalagi Semarang bawah.

Tanpa pikir panjang langsung saya ajak Bella, anak saya nomor 1, untuk menikmati kabut. Saya jadi seperti orang udik. Terus terang, selama 21 tahun tinggal di Semarang, baru kali ini ada kabut, di perumahan saya lagi. Dulu saya sempat membayangkan memiliki rumah di daerah atas. Senang sekali rasanya berada di dalam kabut di pagi hari. Wah, jadi berandai-andai..

Tapi sekarang, saya tidak perlu lagi berandai-andai. Meskipun hanya sehari, tapi saya sangat senang, karena keinginan saya dapat terwujud.

Berarti sekarang saya perlu berandai-andai lagi nih..

Siapa tau ada efek LOA yang numpang lewat.. hehe..

tetap Semangat,
Dani

30 January 2008

Niat Kok Niat Malas ..

Akhir-akhir ini saya jarang banget posting.
Bukannya tidak ada yang diceritakan. Justru sangat banyak. Tapi ya, itu dia.. selalu koneksi yang menjadi masalah. Maklum, kemampuannya baru berani nebeng koneksi kantor.

Kalau dipikir-pikir, memang seseorang itu selalu memiliki alasan untuk tindakan yang dilakukan. Dan seringnya tindakan-tindakan yang negatif. Mencari pembenaran, kata orang. Contohnya saya. Sejak beberapa minggu yang lalu, saya sudah membayangkan apa-apa saja yang ingin saya tulis. Tapi sekedar membayangkan. Kalau toh koneksi di kantor bermasalah, sebenarnya saya bisa saja blogging di rumah. Tapi ya itu tadi, saya sudah ada niat untuk tidak blogging. Jadi dengan solusi diatas pun pasti saya sudah menyiapkan alasan untuk meng-counternya.

Hal seperti ini yang selalu menjadi penghambat laju seseorang.

Jadi ingat kata-kata pak Tung.
3 Hal yang biasa terjadi pada seseorang, yakni BEJ (Blame-menyalahkan, Excuse-alasan, Justify-pembenaran).

Saya sudah menyalahkan keadaan, dimana koneksi yang selalu bermasalah. Setelah menemukan solusi, saya masih saja beralasan macam-macam, yang tidak ada waktu lah, yang tagihannya membengkak lah, dsb. Akhirnya, saya mencari pembenaran. "Terang saja pak Roni bisa blogging setiap hari, lah punya koneksi pribadi 24 jam".

Hehe.. klop kan sekarang ?

Lah sekarang?
Kalau ingin maju ya cuman satu, jangan bermental BEJ. OK ??

Tetap semangat,
Dani

07 January 2008

Menjadi Pengusaha Tapi Tidak Kaya? Ya Tidak Percuma ..

Jangan kaget membaca judul diatas. bukan berarti saya mau membantah buku Safir Senduk atau membela diri kemudian melontarkan posting seperti ini.
Sekedar pengalaman pribadi saja.

Ceritanya, kemaren sore saya sempat menelpon Om yang di Surabaya. Kebetulan Om saya ini menjadi tempat berkeluh kesah banyak orang, dan kata-kata bijaknya selalu menenteramkan hati.

Setelah menanyakan kabar masing-masing, saya bercerita mengenai permasalahan keluarga yang saya hadapi saat ini. Dan, seperti biasa, kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Om saya selalu tepat sasaran. Saya merasakan kalimat tersebut mengalir begitu saja, tidak dibuat-buat. Tetapi memiliki aura yang cukup dalam bagi yang mendengarkannya.

Huf.. lega rasanya.
Sebelum telepon saya tutup, saya menanyakan bisnis fotokopi yang sekarang dijalani oleh Om saya. Jawabannya pun ringan, saat ini beliau tidak terlibat aktif, dan hanya cukup untuk bertahan. Entah setan darimana, tiba-tiba terlontar kalimat dari mulut saya "Wah, kalo jadi pengusaha tapi tidak bisa kaya ya percuma Om.. ". Meski menyesal, tetapi kalimat sudah keluar. Tapi apa jawaban beliau ?

"Yaah.. nggak papalah. Lah wong yang dicari barokahnya kok. cukup seperti ini saja sudah Alhamdulillah. nggak usah terlalu muluk, Dan. Barokahnya aja..".

Deg! Muka ini Serasa ditampar.
Terus terang saya tersindir juga. Belakangan ini hampir tiap hari hanya bisnis saja yang saya pikirkan. Apalagi saat ini bisnis kios tinta saya sedang pindah ke toko baru. otomatis semua energi tersedot kesana.

Ah, Tuhan memang selalu mengingatkan hamba-Nya dengan cara yang misterius..

Tetapi, sekali lagi pikiran nyleneh saya keluar.. hehe..

"Lebih enak lagi, jadi pengusaha kaya yang barokah"
Iya nggak?!

Salam Funtastic & Tetap Semangat !

Dani

Sering-seringlah Blogwalking..

Waktu pertama kali pak Roni menyarankan untuk membuat blog, saya kurang antusias. Saya pikir, buat apa bikin blog, toh buang-buang waktu saja. Memang waktu itu saya lebih suka mencari penghasilan online (saya dapat istilah ini dari pak Jonru. Dan dari tulisan pak Jonru lah mindset saya berubah..).

Tapi setelah mem-posting tulisan pertama saya, ada nuansa yang berbeda. Bahkan setelah saya pasang shoutbox dan sering kontak-kontak dengan pak Ipul, saya merasa memiliki puluhan saudara yang tersebar se nusantara.

Bagaimana tidak, dalam seminggu pasti ada yang mengunjungi blog saya dan meninggalkan jejak. Saya yang tadinya hanya senang surfing, berubah menjadi blogwalker dan menelusuri jejak rekan-rekan TDA.

Ada pak Faif yang selalu bersemangat, pak Hadi yang 'mbahnya provokator', Pak Nano yang memberi pencerahan, pak Wawang yang selalu ber inovasi, dan banyak lagi yang tidak mungkin di sebutkan satu-satu disini. (Kalau blog pak Roni sama pak Ipul sih, hukumnya wajib. hehe..)

Intinya, semakin sering melakukan blogwalking, semakin sering menerima pencerahan. Jangan kaget jika tahu-tahu anda, 2-3 bulan dari sekarang - bukanlah anda yang dulu.

Ok, Maju terus & tetap semangat !

Dani

02 January 2008

Selamat Tahun Baru 2008 !

Sekedar review saja.
Beberapa hari yang lalu saya sempat dapat PR dari Bu Dayu untuk membuat Resolusi 2008.
Setelah memilah-milah, saya (tadinya) sudah memiliki beberapa Resolusi yang akan diterbitkan menjelang awal 2008. Apa pasal? Sampai sekarang Resolusi tersebut belum terbit-terbit juga..

Terus terang tadinya saya bingung. Dengan 8 poin resolusi, bagi saya yang masih amphibi, rasanya kok terlalu banyak. Saya juga tidak mau me munafikkan diri sendiri, "Ah kan masih amphibi, bikin Resolusi yang gampang-gampang aja deh". Kan percuma ..

Tapi jika dipikir-pikir lagi, kenapa mesti bingung. Toh, semuanya kembali kepada saya.

Ok, RESOLUSI SAYA TAHUN 2008 SEDERHANA SAJA "
*** MENAMBAH KAPASITAS ***

Mungkin jika di terjemahkan bisa luas.
Karena memang banyak yang harus saya tambah, seperti :
1. Menambah kapasitas beribadah supaya lebih berkualitas
2. Menambah kapasitas hati untuk ber-hablumminannas dan hablumminallah.
3. Menambah content blog supaya lebih menarik.
4. Menambah jumlah printer untuk usaha kios tinta saya.
5. Memperbesar jaringan MLM saya.
6. dsb.


tujuan saya jelas, MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT.

Seperti kata pepatah :
"Orang hidup seperti mengendarai sepeda.
Mereka harus tetap berjalan untuk menjaga keseimbangan"

~~ SELAMAT TAHUN BARU 2008 ~~


Tetap Semangat,

Dani