01 February 2008

Salah Perhitungan yang (Nyaris) Fatal

Kamis malam rekan saya sms. Dia bilang bahwa saldo akhir di toko kami (saya buka toko tinta patungan dengan teman) sampai hari ini 113 rb. Deg! Saya sangat kaget. Padahal saya belum mengalokasikan untuk pengeluaran rutin bulanan, seperti gaji karyawan, bayar listrik / telpon / air, dsb. Setelah saya telusuri kembali, ternyata modal saya habiskan untuk menambah kapasitas isi toko, seperti cartridge dsb.

Ceritanya, setelah setahun buka toko di garasi rumah, kami mencoba lokasi baru di sebuah kios di lingkungan kampus. Kami memilih bulan Januari 2008 sebagai awal yang tepat untuk pindah. Singkat cerita, toko sudah dibuka, transaksi pun berjalan seperti biasa. Mungkin karena terlalu semangat di lingkungan baru, saya menambah kapasitas isi toko untuk antisipasi permintaan-permintaan yang sering muncul dari para pelanggan tanpa memperhitungkan kondisi keuangan. Sementara teman-teman yang lain selama ini memang mempercayakan operasional toko kepada saya. Hanya saja karena kesibukan saya beberapa hari belakangan ini, jadi jarang mampir ke toko.

Wah, saya pikir saya harus gerak cepat. Akhirnya gaji karyawan saya ambilkan dari tabungan pribadi. Sementara bayar iuran yang lain, saya tunggu hingga batas jatuh tempo, dengan harapan ada pemasukan lagi yang bisa dipakai.

Sampai sekarang saya nggak habis pikir, kok bisa-bisanya hal kayak gitu terjadi. Padahal selama ini (setahun kemaren) saya termasuk cerewet soal uang. Selama ini memang saya selalu menyisihkan pengeluaran bulan depan di akhir bulan sebelumnya. Sesuai teori Robert Kiyosaki, kita harus fokus dan kontrol pada apa yang kita pegang, bukan yang di luar kontrol kita. Dan ini
yang selalu saya jalankan. Jadi di akhir bulan Januari, saya selalu menyisihkan untuk gaji karyawan bulan Pebruari dan iuran air / listrik / telpon bulan Pebruari. Dengan begini saya selalu bisa survive untuk 1 bulan kedepan (maklum, pemain baru). Saya juga melarang diri saya sendiri untuk mengeluarkan harapan (berharap bulan ini banyak pesanan, berharap banyak pembeli, dsb). Sekedar menghindari kesalahan perhitungan.

Tapi ya sudah lah. Ini pelajaran berharga.
Meskipun belum terlalu fatal, tapi efeknya jadi tidak baik.

Salam sukses,
Dani

0 comments:

Post a Comment